Wana Wisata Kraton Gunung
Kawi
Secara administratif,
Kraton Gunung Kawi terletak di Desa Balesari,
Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Secara pengelolaan hutan terletak di petak
175e, RPH Gendogo, BKPH Kepanjen, KPH Malang
dengan luas baku 1,3 ha. Terletak pada ketinggian 1.115 mdpl dengan suhu
22 – 240C dengan topografi landaidan curah hujan rata-rata 1.300
mm/tahundengan status Ldti. Jarak terdekat dari kota Malang ± 32 km. Kraton
Gunung Kawi merupakan tempat wisata religius yang di dalamnya terdapat 3 lokasi
yaitu Vihara Dewi Kwan Iem, Sanggar Pamujaan dan Tempat Pamuksaan Prabu
Kamesywara I.
Pembangunan dan pengelolaan
Kraton Gunung Kawi diorganisir oleh juru kunci setempat, dengan sumbangan dari
pengunjung.
Pengunjung Kraton Gunung
Kawi rata-rata berasal dari kota sekitar kota Malang dan bahkan ada juga yang
berasal dari kota- kota Propinsi Jawa Tengah. Masyarakat sekitar berkunjung ke
Kraton Gunung Kawi untuk melakukan sembahyangan tiap malam Jum’at.
Kraton ini rame dikunjungi oleh pengunjung khususnya etnis China yang
datang berkunjung ke Vihara Dewi Kwan Iem.
Fasilitas yang dapat
dinikmati oleh pengunjung yaitu : area parkir, toilet dan warung makan.
Kraton Gunung Kawi memiliki sejarah yang menarik untuk kita simak, berikut sejarah Kraton Gunung Kawi
Sejarah
Kraton Gunung Kawi
Kraton
gunung kawi dibangun oleh Mpu Sindok yang merupakan seorang ratu dari India,
yang benama asli Kusuma Wardhani. Beliau hijrah sekitar tahun 861 atau pada
waktu pembangunan candi Borobudur selesai kemudian beliau pindah ke daerah
Kawi. Awal mulanya mengapa Mpu Sindok pindah ke Gunung Kawi dikarenakan
terjadinya perselisihan di antara dinasti Syailendra. 3 alasan Mpu Sindok
hijrah ke Gunung Kawi adalah :
1. Menghindari gempuran musuh dari luar
yang tidak bisa ditangani oleh Negara.
2. Menghindari perang saudara yang
menggerogoti Negara pada saat itu.
3. Mencari penghidupan yang lebih baik,
setelahrakyat sengsara karena meletusnya gunung merapi.
Asal
muasal terjadinya perselisihan di keluarga Syailendra adalah adanya perebutan
kekuasaan di dalam keluarga. Akhirnya beliau mengalah dan kemudian mendapatkan
ilham untuk pindah ke Gunung Kawi. Dengan keberadaan beliau di gunung kawi
inilah yang membuat raja-raja jawa (pada jaman mataram lama) mendatangi tempat
ini untuk meminta ilham ataupun untuk meminta nasihat.
Setelah
kemerdekaan, kraton gunung kawi berkembang pesat dan kebanyakan golongan yang
datang kemari adalah golongan etnis cina. Namun, pada tahun 1965 kraton gunung
kawi ditutup total dan bangunannya dirusak total karena lokasi ini disinyalir
telah menjadi persembunyian para anggota PKI. Selama 10 tahun lebih lokasi ini
ditutup hingga pada 1974 lokasi ini dibuka oleh resmi oleh pemerintah secara
babad alas. Sampai tahun 1978 bangunan di kraton gunung kawi ini sangat
sederhana. Barulah pada 1978-1980 lokasi ini mulai dipugar. Bahkan pada 1993
kraton mulai melakukan pembangunan total mulai dari segi bangunan hingga jalan
raya. Namun pada tahun 2002 terjadi kebakaran pada salah satu bagian kraton
gunung kawi sehingga bangunan tersebut rata dengan tanah.