Wana Wisata Pundak Kiwo

Wana Wisata Pundak Kiwo
Air Terjun Pundak Kiwo
Wana Wisata Pundak Kiwo berada di petak 80 RPH Ngancar, BKPH Lawu Selatan dan KPH Lawu DS. Secara administratif berada di desa Ngancar, kecamatan Plaosan dan Kabupaten Magetan. Merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan air terjun setinggi ±45 meter yang di padukan dengan panorama alam pegunungan serta udaranya yang masih sangat alami dan segar di tengah rimbunnya hutan pinus. Letak astronomisnya berada pada koordinat 07041’51.1” LS - 111012’26.7” BT pada ketinggian 1.476 m dpl
Shelter untuk beristirahat sejenak ketika melakukan perjalanan menuju Air terjun Pundak Kiwo
Air Terjun Pundak Kiwo
Aksesibilitas menuju ke WW Pundak Kiwo dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 dilanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan makadam. Berada di kawasan hutan pinus, jarak menuju  ke  lokasi air terjun sekitar  ± 2 km dengan topografi yang terjal dan curam. Namun keindahan alam  yang ditawarkan sangat jarang ditemui di lokasi air terjun lain, sebab sepanjang perjalanan menuju ke air terjun Pundak Kiwo terdapat 2 air terjun lain (air terjun watu ondo dan air terjun jarakan), 1 sendang (banyumas)  dan 1 petilasan (watu ongko).
Semua fasilitas yang terdapat di lokasi dibangun oleh Pemda setempat namun kondisinya sekarang kurang terawat antara lain: toilet, warung, serta gazebo. Perhutani sebagai pengelola wilayah karena lokasi air terjun berada di kawasan hutan pangkuan Perhutani.
Air Terjun Watu Ondo terletak di bagian paling bawah dari rangkaian ketiga air terjun yang berada pada satu aliran sungai di Desa Ngancar. Terletak sekitar 600 meter dari pintu gerbang masuk.
Awal perjalanan menuju  air terjun watu ondo, melewati jalan pedesaan dan kebun sayur milik penduduk yang sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai petani. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan menyusuri lereng kaki gunung dengan kondis jalan yang terkadang curam dan terjal sejauh 600 m. Sebelum menuju ke air terjun watu ondo, pengunjung dapat menikmati segarnya air limpahan air terjun yang mengalir di sela-sela bebatuan  di sisi jalan. Setelah perjalanan sampai di jalan berbatu dan berudak-undak berarti tak jauh lagi pengunjung akan sampai di air terjun watu ondo. Karena sekitar 100 m lagi pengunjung akan menikmati indahnya air yang turun/terjun dengan ketinggian sekitar 20 meter dengan melewati sederetan batu yang tertata rapi bersap bagaikan tangga sehingga terkenal dengan sebutan Watu Ondo. Watu dalam bahasa Indonesia berarti “Watu” berarti batu dan “Ondo” berarti tangga.
Setelah puas menikmati indahnya air terjun Watu Ondo, melanjutkan perjalanan lagi menuju air terjun yang kedua yaitu air terjun Jarakan. Perjalanan menuju ke air terjun ini mulai menanjak melintasi hutan pinus mengikuti jalan bertanah yang sering dilewati oleh penduduk desa untuk mencari kayu. Air Terjun Jarakan terletak sekitar 100 meter di atas Air Terjun Watu Ondo dengan ketinggian air terjun sekitar 35 meter. Saat ini kondisi air terjun Jarakan sedang kering, hal ini disebabkan sungai yang mengalir ke air terjun ini digunakan untuk pengairan dan dialirkan ke desa seberang. Sehingga kondisi air terjun sama sekali tidak ada air. Bentuk tebing air terjun hampir sama dengan Watu Ondo, berasal dari batu-batuan andesit, sayang keindahan air terjun yang mengalirinya sudah tidak dapat ditemui lagi. Dahulu sebelum air sungai dibendung, di bawah air terjun ini terdapat sendang kecil dimana dapat digunakan untuk mandi atau sekedar mencuci muka. Volume air yang mengalir di air terjun ini lebih banyak ketimbang Watu Ondo.

Air terjun Watu Ondo

Daya tarik  keidahan alam  lain yang merupakan serangkaian dari perjalanan menuju ke air terjun Pundak Kiwo yaitu Sendang Air Bnayumas. Dahulu di sendang ini  mengalir air bercampur pasir yang berkelip menyerupai emas, sehingga dinamakan Banyumas. Namun pada musim kemarau debit air yang mengalir di Sendang ini agak berkurang sehingga butiran pasir yang menyerupai emas jarang ditemui.
Sebelum melanjutkan perjalanan lagi menuju ke air terjun Pundak Kiwo tak ada salahnya singgah dulu ke Prasasti Watu Ongko yangdipercaya sebagai petilasan Eyang Ongko Wijoyo. Prasasti peninggalan jaman majapahit berupa batu tertulis yang masih dipelihara oleh masyarakat dan dijadikan tempat ritual pada saat-saat tertentu.
Perjalanan menuju ke air terjun Pundak Kiwo dilalui dengan melintasi lebatnya hutan pinus dengan kondisi jalan yang terjal dan mendaki pada ketinggian 1.476 m dpl. Namun selama perjalanan pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang menyejukkan mata, lebatnya hutan pinus yang membentang serta kicauan burung yang bersaut-sautan seolah-olah menceritakan keindahan panorama alam. Setelah perjalanan sampai di jalan tangga berbatu, sayup-sayup dapat didengar suara gemuruhnya air yang jatuh dari ketinggian sekitar 45 meter ke dasar bebatuan, itulah yang dinamakan air terjun Pundak Kiwo. Air Terjun Pundak Kiwo teletak di bagian paling atas rangkaian air terjun di desa Ngancar dan merupakan air terjun paling besar/tinggi. Karakteristik air terjun ini mirip dengan Watu Ondo, dimana tebingnya terdiri dari batu andesit balistik yang berundak-undak. Undakan-undakan tersebut memecah aliran air terjun menjadi butiran-butiran air yang lembut. Air terjun ini berjarak sekitar setengah jam dari Air Terjun Jarakan. Jika dipandang dari bawah, letak air terjun ini berada pada sisi kiri lereng gunung, sehingga disebut Pundak Kiwo.